Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2017

Katamu Janji (?)

Kau yang berada beberapa kilometer dari tempatku berdiri, apa kabar? Kau yang sedang disibukkan duniawi, diperbudak ambisi, masihkah mengingatku? Kurasa tidak, dan dugaan itu nyaris benar Bahkan untuk menyambutku di kota ini saja enggan Kukira kau senang saat aku berada disini Seperti katamu dulu, tapi mungkin sekedar basa-basi Keinginanku sangatlah sederhana Jika bagimu sulit maka enyahkan saja Kau yang ku kenal tak pernah ingkar janji, kini berubah setelah janji terakhir yang kau ucap Kau lupakan Tak pernah kau tepati !

Biarkan Imajinasiku Berkeliaran

Tentang waktu, terkadang aku merasa waktu melintas begitu cepat. Hari-hari tergantikan dengan kisah-kisah baru, orang-orang baru, dan dengan pemahaman yang sedikit demi sedikit bertambah.  Detik demi detik mengalir seperti aliran darah yang bersirkulasi. Mengikat oksigen lalu melepaskan karbondioksida, berulang ulang hingga sang jantung lelah memompanya. Terkadang aku hanya menertawainya. Mereka bilang, waktu akan merubah segalanya. Mereka bilang, waktu akan menjawab akhir dari segalanya. Tapi mengapa ia hanya membuatku berkutat pada zona itu, mencoba merangkai puzzle-puzzle ingatan yang sudah kucerai berai.  Hal-hal manis, pun hal-hal yang pahit pada akhirnya membuatku terjebak dalam penyesalan, membuatku bertanya mengapa?, mengapa? dan mengapa?.  Tapi biarlah, mungkin Sang Penciptaku sedang mengajarkanku untuk bersikap dewasa, melepaskan segala sesuatunya dengan lega latas memperbaiki lubang-lubang yang semestinya tak kusesali.  Dia sedang mengajariku untuk menerima. Lantas melanjut

Dibalik Layar

Hai kau! Tahu apa kau tentangku? Apakah tentang sebuah penggambaran diri? Atau segala kemunafikan yang samar? Ataukah segala topeng-topeng pemikat itu? Jika aku hanya berdusta di panggung yang kau namakan dunia Bisa apa kau? Masih kah kau lontarkan bualan-bualan manismu? Jangan-jangan kau akan tercengang Runtuh seperti tumpukan batu bagiku... Semua terlalu rapi Bagai kotak kosong terbungkus pita-pita Seakan benar-benar pasti Aku hanya tak mengerti Mengapa diriku pun menipu sanubari

Tak berjudul

Kini rindu memanggilku untuk kesekian kali. Dengan teganya, ia memutar ulang kenangan seperti sebuah kaset. Meski waktu tak pernah mengizinkanku untuk kembali ke-masa-itu. Aku harap ia bisa membawaku berkelana dalam dunia mimpi. Saat dimana aku menemukanmu, lantas menarikmu ke dunia nyataku. Sekali lagi. Tapi itu mustahil, benar-benar tidak tidak masuk akal~

Aku dan Senjamu

Ini pertama kalinya aku menulis tentang senja Tentang sisa-sisa nafas dan helaan raga Kau selalu menjadi alasan, Membuatku enggan beranjak hingga petang Kau dan senja itu sama Sama sama indah, namun selalu hilang begitu cepat Aku ingin meraihmu, namun langit seakan mencercaku Aku tak ingin berbalik menatapmu Karena untuk itu aku harus menahan air mata Bagaimana bisa? Senja selalu tau kapan kita harus pulang Senja selalu tau bahwa, ia tidak abadi Seperti kau Kau, tak akan pernah kembali

Rahasia Si Melankolis

Ditipunya dunia dengan senyumnya Seakan semua yang terlihat adalah nyata Menebar anggun canda Dirahasiakan dari matanya Sebuah angan yang hendak mematah Menghempas semua citanya Dibalik rintik hujan Tersimpan berjuta angan Apa yang salah dengan mimpi? Ditupnya harapan ke langit Berharap turun menjadi nyata Dia hanya gadis dengan berjuta mimpi Di tangannya yang rapuh Digenggam semua lukanya Diluluhkan segala perihnya Dia tidak sedang terjatuh Namun sudah tersungkur dalam Lantas ia menanjak Untuk bermimpi lagi Tanpa lelah lelahnya Dia gadis melankolis Di pelupuk matanya, mengalir darah Dia tidak menangis Hanya mencoba menguatkan diri

Masih Kau

Tidak banyak yang tau Tidak pula mereka Yang berlalu lalang dengan topeng diwajahnya Apa yang dirahasia langit Dan apa yang dibisukan bumi Tentang apa-apa yang dijanjikan hujan Ditengok dedaunan yang bergemulai rapuh Tentang apa yang membuatnya begitu berani Tentang apa yang menjadikannya kuat Meski akar-akarnya menjalar mati Kau... Yang memilih berdiam dan mencintai sunyi Lebih dari sekerdar tau Ya... Kau benar-benar tau itu

Kau dan Secangkir Kopi

Gambar
Tentang sajak dan secangkir kopi Ditemani seiris sepi Dirangkainya butir rindu Sore itu Mendung menyembur langit Petang melukis awan-awan Seseorang melebur dalam bekunya hujan Dihangatkan secangkir kopi Kau kah disana? Ditepi jendela Mengutuk waktu