Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Ocehan Pemimpi

Selamat malam... Semoga lelapmu adalah pelepas lelah sepanjang hari Sedang aku terjaga Bukan untuk mengejar semua Mimpi, angan dan asa Aku tak terlalu memikirkannya Aku pemimpi yang tak kunjung menjemput Aku pecari yang tak kunjung bergegas Aku pengamat yang tak kunjung menyimpul Sebab, hidup terlalu lebar untuk kusempitkan Sebab, kenyataan terlalu rumit untuk  kupetakan Aku terlahir abstrak dan penyelam Pikiranku dalam, menembus, mengakar Lalu? Bagaimana dengan citaku? Aku manusia mengalir Arusku deras Sesekali, aliranku bercabang Sesekali, arus tak membawaku ke hulu Tak mengapa Aku terus melaju Dengan sisa-sisa keyakinan Kegagalan adalah kawan setia Kegagalan adalah bagian dari kisah Yang akan kujadikan guru terbaik dalam hidup Akan kutertawakan di akhir senja Tapi... aku tak berhenti Hulu didepan mataku menyambut Samudera seluas mata memandang Tak berujung Malam, Dengan perjuangan tiada akhir. 31 Oktober 2018

Tak Sekuat Engkau

Ya, kau benar Dia tak sekuat engkau Tapi taukah kau? Apa yang sebenarnya terjadi? . Di suatu ketika Wajahnya nampak pucat Sorot mata yang sayu Punggung rapuh yang memikul beban Tau kah kau? . Ia tersenyum begitu sederhana Lalu kau katakan ia lemah Ya, ia memang lemah Tapi, hatinya tegar Kau tak tau . Masa kecilnya penuh tangis Masa kecilnya penuh derita Ia tumbuh dari luka Ia bangkit dari duka . Ia tak ingin menjelaskan Ia tak mengharap dunia peduli Yang pasti ia terus berjuang Melangkah dengan sisa napas yang ada Tak gentar meski berkecamuk ragu Tak berhenti meski kecewa menanti

Kepada mereka yang "TERLUKA"

Wahai wanita merah Berairmata darah Bagaimana kabarmu? Ohh.. Maksudku Bagaimana batinmu? Membaikkah? Wahai wanita remah Berpeluh nanah Pulihkah luka mengangamu? Atau kau masih menjahitnya Dengan jarum jarum ketabahan Untukmu yang pernah terluka Aku tau begitu acuhnya dunia Begitu keji semesta menghakimi Melabelimu lemah dan payah Memberimu cap tak dewasa Mereka tak menyadari Ikut mengambil peran Dalam merobek lukamu lebih dalam Mencabik-cabiknya dengan cibir Merasa paling kuat Tapi tak akan mungkin setegar engkau Jika duniamu menjadi dunianya Wahai pemilik luka dalam menyayat Meski rapuh jiwa ragamu Hatimu tetaplah kuat Tetap jadi dirimu Tetaplah menangis saat perih Sebab tertawa lebar tak mengembalikan apapun Sebab berpura-pura tak memperbaiki apapun Kau boleh kehilangan dunia Tapi satu, Jangan kehilangan dirimu Malang, 24 Oktober 2019

Jadi... Begini.

Jadi... Biar kujelaskan padamu Sedikit, tentang aku Kupikir, seiring berjalannya waktu semua akan membaik Tapi waktu tak kunjung memberi kepastian Rasa benci, amarah atau apapun itu Terus kau tumpuk Kau timbun dalam-dalam Tanpa maaf, tanpa ampun Lalu... Biar ku jelaskan Aku tidak peduli, sedikitpun Meski terisak, meski harus terjegal langkahku Meski tinggi kokoh benteng kau bangun Aku tetap dapat melewatinya Tak perduli seberapa kuat engkau Yang ku tahu Yang ku yakini Aku tak punya alasan Melihat keberadaanmu Aku berjuang untuk mereka Aku berjuang untuk diriku Dan kau bukanlah apa-apa Kau tak akan bisa menghentikanku Sekeras apapun Tak akan Malang, 24 Oktober 2019

Tersenyumlah

Untukmu... Pemilik segaris senyum sendu Tak perlu tersenyum untuk terlihat bahagia Tak perlu bercanda tawa untuk menutupi duka Bagimu... pemilik segaris senyum penuh luka Senyummu bukan untuk terlihat kuat Senyummu bukan untuk terlihat baik-baik saja Tersenyumlah, hanya karena engkau ingin  tersenyum Tersenyumlah, karena semua orang berhak menerimanya Tersenyumlah karena engkau percaya bahwa senyummu menjadikan segalanya lebih baik Tersenyumlah untuk dirimu dan kebahagiaanmu Tersenyumlah gadis, karena engkau tak pantas bersedih hati Malang, 19 Oktober 2019

BENALU

Terluka... Hanya itulah kata yang dapat kulukiskan Sekejap rasa pilu menyerbu Aku tak mengerti sejak kapan Tunas-tunas itu bertumbuh Mulai melilit-lilit lantas menyesakkan Dengan angkuhnya merekah Menjadi bunga indah nan berduri Aku tak pernah memupuknya Tak membiarkannya hidup Memangkasnya dengan sekuat tenaga Tapi apa daya Benalu itu terus tumbuh Menggerogoti tubuh tuannya Lalu yang tersisa Hanyalah luka-luka Aku tak tau apanya yang salah Pun tak tau apa yang sebenarnya dipersalahkan Rasa ini tak pernah salah Namun benalu tetaplah benalu Tak akan pernah menggantikan sang inang Kepada benalu yang sendu Kamis, 17 Oktober 2019