Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Jadi, apa yang benar-benar kau inginkan?

Malam tak peduli secepat apa jarum jam berputar Malam makin larut, pikiran makin kalut Kali ini otakku tak mau rehat dan sedang aktif-aktifnya Hati sedang bergejolak  dengan pikiran Terus menyangkal dan membela Tiga tahun lamanya perjalanan ini Waktu yang panjang, untuk diri yang lalai pada kesempatan Waktu yang terlalu singkat, untuk diri yang terlambat melangkah Lalu sebuah pertanyaan mematikan terlintas Jadi, apa yang benar-benar kau kejar? Dan akhirnya apa yang telah kau dapatkan? Apa yang bisa kau lakukan dengan benar? Jadi lebih baik kah? lebih buruk kah? Atau justru bertopeng lebih tebal Tapi... Tunggu... Masih tersisa satu tahun lagi Jadi, apa yang benar-benar kau inginkan? Wahai manusia air yang hanya mengalir! Mengapa tak coba bermain dengan arus? Bukan... Bukan menjadi kuat, bukan menjadi hebat, bukan... Bukan untuk menjadi lebih dari siapapun Bukan untuk membuktikan kau tak remeh Bukan untuk semua pencapaian yang kau harapkan Di titik kau berdiri Seb

Bahagia

Ada apa gerangan? Hari ini senyummu begitu merekah, tanyaku. Ku telusuri garis wajahnya yang lembut Ku pandang matanya yang berkilau Ia melihat tatapanku Lalu semakin menarik otot bibirnya Kali ini senyumnya jauh lebih mengembang Aku menghela napas panjang Ia tak menjawab sepatah katapun Namun aku mengerti Bukankah tak semua pertanyaan butuh jawaban? Ya Tuhan... dalam hatiku Ingin sekali ku bahagiakan makhlukmu satu ini Malang Senin, 9 April 2019

Munafik

Kita adalah manusia munafik Yang mengaku berTuhan tapi enggan bersujud Benar-benar munafik Saat bahagia melupakan Tuhan Saat bersedih mencari Tuhan Saat terjatuh mengaku diuji-Nya Saat tersungkur mengaku disayang-Nya Hingga lupa Tuhan telah murka Tuhan sedang menyelipkan pesanNya Kitalah makhluk paling munafik Dimana-mana berbicara Tuhan Namun lupa bahwa Tuhan begitu dekat Merasa paling mengenal Tuhan Namun saat Tuhan memanggil, sedang apa kita? Saat nama Tuhan dikumandangkan Kemana hati dan pikiran kita Meminta tanpa henti Tak pernah merasa cukup Lupa bagaimana cara bersyukur Betapa hinanya, munafiknya diri ini Tuhan, ampunilah~

Bersuara

Kalian bilang kalian bisa mengerti Kalian bilang kalian bisa memahami Dunia kami yang begitu rumit Tak semudah itu dijalani Karena tak semua benar-benar merasakannya Kalian bersorak, jadilah diri sendiri Kalian memuji, dunia membutuhkan kami Tapi yang kalian lakukan apa? Kalian tetap memaksa Kalian tetap menuntut Kalian tetap menghakimi Kami terlahir berbeda, lantas mengapa? Kalian paksa kami mengikuti standar kalian Kalian tuntut kami bicara, mengungkapkan pikiran-pikiran kami Kami tak boleh menganalisa Kami tak boleh tenggelam dalam imaji Saat kami tak antusias, kalian cerca kami tak peduli Kami diam bukan tak mengerti Kami melihat apa yang tak kalian lihat Kami mencari apa yang tak kalian temukan Kami mempunyai ruang yang tak bisa kalian gapai Kami punya jalan, kami punya pilihan Kami tak sama seperti kalian Kami diciptakan "berbeda" Tuhan ingin kita berbeda -suara dari yang setengah berduka- Malang, 3 Septemeber 2019