Postingan

Tertinggal

 Mari merayakan ketertinggalan dengan senyum paling ikhlas Barangkali, ketertinggalan menyadarkan kita, tiada yang mampu menyentuh langit tak berujung.  Yang paling tinggi pun, masih mencari pijakan lebih tinggi, terus dan menerus.  Mari merayakan ketertinggalan dengan tepuk tangan paling antusias. Pada mereka, yang sudah menggapai hal-hal gila dalam kepalanya. Hal yang bahkan tak terpikirkan manusia biasa sama sekali. Proses sama, lelah sama, effort sama, tak berarti menuai hasil yang sama. Tapi, merayakan ketertinggalan adalah kemajuan terdepan yang bisa digapai seorang pemimpi. Atas mimpi-mimpinya yang abadi. Karena berani bermimpi, membuat hidup tak kehilangan arti.

Kerja 14 Jam Sehari Bikin Kaya?

Gambar
Saya pernah pernah mendengar sebuah statement seorang motivator yang bunyinya kurang lebih begini  "Jika kamu kerja 7 jam sehari, kamu bekerja untuk mewujudkan mimpi orang lain, jika kamu bekerja 14 jam sehari, kamu mewujudkan mimpimu sendiri" Okay, lagi-lagi tolak ukur suatu kesuksesan dilihat dari durasi kerja. Semakin lama durasi, katanya semakin produktif. Apakah benar begitu?  Atau mungkin untuk kasta seorang karyawan seperti saya (yang sedang belum menjadi apa-apa ini) sepulang kerja harus bekerja lagi, menyusun mimpi saya sendiri. Menurut saya anggapan ini tidak salah 100%. Dan saya memang terbiasa menjalankan 2-3 pekerjaan (nyari duit) dalam sehari. Yang ingin saya garisbawahi disini adalah soal durasi bekerja. Sehari kita hanya memiliki waktu 24 jam. Pada rata-rata orang 7-8 jam atau 1/3 hari di gunakan bekerja, sisanya 2/3 untuk istirahat (tidur) dan 3/3 untuk hal lain semisal menjalankan hobi, bersantai, main sosmed, nongki dsb. Dari manajemen waktu ter

Sambil Menyelam Minum Kopi

Gambar
Sambil menyelam minum air mungkin sudah biasa terdengar di telinga. Mengerjakan dua hal sekaligus dalam waktu yang bersamaan mungkin terlihat produktif untuk dilakukan. Tapi apakah benar begitu?  Di era modern dengan segala tuntutannya memang mengharuskan semua orang untuk bisa melakukan ini-itu. Apalagi saat kita sudah dihadapkan dengan dunia kerja. Yang awalnya memang bukan skill kita, bukan passion kita, tidak sesuai bakat minat kita pun akhirnya.. "yasudahlah gasss aja asal ada cuannya" hehe. Tapi jika dipikir-pikir manusia modern memang sangat luar biasa ya, di tengah persaingan dunia kerja yang makin ketat, kemajuan teknologi yang begitu pesat, kita dituntut untuk menjadi manusia multitasking yang tahan banting dan adaptif. Terutama untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak kita sukai Oleh karena itu, untuk kesekian kalinya saya mengganti motto hidup saya, "Sambil Menyelam Minum Kopi" Mengapa begitu? Begini filosofi versi saya.  Pada suatu wakt

Mei ke 24

Sudah Mei ke dua-puluh-empat Pendewasaan apa lagi yang ingin kucapai? Tanyaku di hadapan cermin Bayangan itu menatapku tajam Meski telah terbentur banyak kekecewaan Mimpi yang meleset jauh Terjebak dalam berbagai sensasi tidak nyaman Langkahku tak lantas menanjak satu pun anak tangga  Masih berputar dalam genggaman kanak-kanak Yang tak rela di lepaskan Apa itu dewasa? Perlu berapa tahun lagi agar aku bisa dewasa?

Melihat Mentari

Melihat mentari yang menyilaukan Membuat kedua mata mendadak buta Sinarnya berhasil menerobos celah dedaunan Menembus petang yang abadi Sesekali kita perlu terang Untuk menemukan jalan pulang Dari belantara keputusasaan Sesekali sinarnya membuat kita makin tersesat Tetapi, tersesat atau pulang, Manusia harus terus berjalan.

Rumah

Saya pernah berada dalam suatu kelompok yang mengidealkan 'kehadiran' dan 'kontribusi' sebagai suatu penilaian yang mutlak. Alih-alih membuat seluruh anggotanya nyaman 'di rumah', kelompok ini justru menyalahkan minimnya inisiatif satu sama lain. ... Bahkan tanggung jawab selalu dianggap lebih penting dibanding berusaha memahami kondisi yang sedang dilalui seseorang. Masalah prioritas lain pun selalu jadi kambing hitam. Beradu eksistensi, yang diakui dan dianggap hidup adalah mereka yang mampu memenuhi standar. Sekecil apapun progres diri tak pernah diapresiasi, terus mengorek kekurangan, saling tekan, saling tuding, biar kuat mental katanya (?).  .... Para tetua pun sering mengucap kalimat andalan, "dunia luar lebih keras dari ini", "kami dulu lebih berat dari kalian". Yang mampu bertahan adalah mereka yang terpilih, lalu mencaci mereka yang memilih jalan lain sebagai korban seleksi alam. "Menghilang" selalu menjadi kesimpulan akhi

My INFP

Katanya infp adalah parter terbaik Katanya infp dapat mengurai benang kusut dalam kepalamu Katanya infp dapat meredam ambisimu yang bising Katanya infp dapat tenangkan pikiranmu yang kacau, karena overstimulasi  Katanya infp dapat memberikan kehangatan dalam jiwamu yang beku Tapi bagiku infp manusia paling tak terbaca Tapi bagiku infp adalah manusia paling tak terpahami Manusia yang terus menambal duka tanpa perduli diri Infp adalah ketentraman diantara bumi yang tanpa lelah berdistraksi Infp adalah manusia yang terabaikan oleh bumi