Aku dan Senjamu


Ini pertama kalinya aku menulis tentang senja
Tentang sisa-sisa nafas dan helaan raga
Kau selalu menjadi alasan,
Membuatku enggan beranjak hingga petang
Kau dan senja itu sama
Sama sama indah, namun selalu hilang begitu cepat
Aku ingin meraihmu, namun langit seakan mencercaku
Aku tak ingin berbalik menatapmu
Karena untuk itu aku harus menahan air mata
Bagaimana bisa?
Senja selalu tau kapan kita harus pulang
Senja selalu tau bahwa, ia tidak abadi
Seperti kau
Kau, tak akan pernah kembali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?