Izinkan aku rapuh

Tuhan...

Bolehkah aku rapuh?

Biarkan sejenak ku ratapi jalanku yang kian terjal nan jauh

Angan-angan yang ku bingkai dalam tabah telah mengusang lusuh

Bolehkah aku marah? kecewa pada diri yang teramat sering berkeluh

Izinkan aku sekali saja menikmati perih getir karena berulang kali jatuh

Meski tersungkur, tertatih-tatih sekalipun tak kuhiraukan lagi peluh

Tapi, jiwa ragaku tak kunjung luluh, keras hati tak runtuh

 Pikiran dan hati kian meluruh, meracau dalam riuh gemuruh

Duka-duka yang kusiasati tak bergegas pulih dan sembuh

Ku selalu mencari rumah, namun rasa gundah tak lekas berlabuh

Kususuri jalan pulang, Engkau selalu menjadi pilihan terakhir tempatku berteduh

Ternyata hanya padaMu, sejatinya aku harus senantiasa bersimpuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?