Nasib Ekonomi Nasional di Tengah Pandemi

Wabah virus corona (COVID-19) yang pertama kali diidentifikasi pada akhir Desember di kota Wuhan, China benar-benar telah menyebabkan global shock. Tidak hanya di China, penyebaran virus yang cepat dan masif ini menyebabkan negara maju dan berkembang ikut serta memanen imbasnya. Bagaimana tidak? mikroorganisme parasit ini telah menyebabkan kerugian di berbagai aspek kehidupan. Tak terkecuali sektor ekonomi yang mengalami terjun payung di sebagian besar negara-negara di dunia.

Mau tidak mau, sektor ekonomi menjadi sektor yang pertama kali terkena dampak pandemi, karena kegiatan produksi, distribusi dan  konsumsi menjadi terbatasi bahkan terhenti. Hal ini tentunya akan berdampak besar pada proses perdagangan baik pada tingkat regional, nasional dan internasional. Kegiatan ekspor-impor antar negara pun ikut mengalami kemacetan akibat kebijakan pembatasan interaksi sosial dan fisik yang sering kita kenal dengan social/physical distancing. Pembatasan impor produk-produk, terutama produk makanan dari negara terdampak menyebabkan produk lokal mengalami kelangkaan dan berujung pada harga yang melambung tinggi. 

Tidak dapat dipungkiri, di negara kita Indonesia, salah satu pemasukan terbesar negara berasal dari industri pariwisata dan ekspor bahan mentah. Sebagian besar wisatawan di Indonesia pun berasal dari negara tirai bambu yang saat ini tengah mengisolasi diri (sebesar 12,86% di tahun 2019). Lambat laun pendapatan masyarakat lokal yang menggantungkan hidup pada angka wisatawan mancanegara akan tergiring pada kerugian besar. Tak terkecuali nasib masyarakat kecil lain seperti para buruh, nelayan, pedagan dan petani yang pendapatannya ditentukan oleh kondisi lapangan. Bukannya tidak mungkin jika bayang-bayang kelaparan justru akan lebih mengerikan dibandingkan kemunculan virus itu sendiri.

Ketidakpastian mengenai berakhirnya pandemi ini menjadi mimpi buruk bagi masyarakat dan pemerintah. Mustahil apabila pemasukan negara terus bergantung pada pajak, hutang dan BUMN untuk menghidupi rakyatnya. Belum lagi saat ini pendapatan BUMN juga ikut melemah karena pandemi. Negara pun akhirnya dituntut untuk mandiri dalam mengoptimalkan segala potensi dan sumber daya alam yang melimpah ruah. Oleh karenanya, pemerintah perlu bersinergi dengan berbagai pelaku ekonomi untuk menciptakan langkah-langkah yang strategis dan realistis demi memulihkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.


Madiun, 14 Raamadan 1441 H
Ramadan Menulis Part VIII
Tema : Lingkungan Hidup dan Ekonomi Global








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?