Doa ilalang untuk awan





Bulan juni berlalu

Tanpa menyisakan setetes kehidupan

Barangkali embun masih tabah menebar basahnya

Pada ujung tangkai ilalang gersang, yang meratapi takdirnya

Ditanyanya pada mentari yang berbiar-binar keesokan hari

Apakah tak dijumpainya awan? Kemanakah lenyapnya?

Rindu ilalang pada sang kekasih begitu dalam

Purnama pun tak lagi jumpainya, tak menghibur barang sekali

Hanya hembusan angin malam berkejaran terbangkan daun-daunnya

Lalu ilalang tak lagi bersemi, mati

Bumi menguburnya dalam duka panjang

Tibalah awan menggandeng hujan menangisi kepergiannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?