NADI




Kau seumpama darah
Yang terpompa menyelisik cabang-cabang nadi
Tiap embus napas yang kau hirup, bagai denyut ambisi beraksi
Semerah darah yang bercucuran deras di warna benderamu
Yang menyatu dalam pekat tinta hitam gores janjimu
Berkibar di tiang-tiang loyalitas dan sinergitas
Semangat kau alirkan dalam darah juangmu

Rasa kantuk kau enyahkan
kau kuras habis pikiran dan tenaga tanpa jeda
Kau abai raga lelahmu
kau bakar habis lengang jarum waktu jadi abu
Diantara pasang mata yang lelap
Kau sulam doa-doa di atas gelar sajadahmu
 Kau langitkan segala rasa dan asa ke angkasa

Kala rasa kecewamu membuncah
Saat pikiran-pikiran riuh saling berbenturan
Saat rasa pasrah dan menyerah meracuni gairah
kau redam resah dalam tetes embun ketabahan di dadamu
Keyakinanmu tak tergoyah

Mari rekatkan genggam tangan jadi satu ikatan
Meski tertatih-tatih, taklukkan segala tempaan
Pencerah tak kan terpecah belah
Hingga bumi menyekatmu dalam bilik tanah
Karena perjuangan ini nyawa jiwamu, harga matimu.


Madiun, 6 Juni 2020





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?