Tanya Merah pada Biru


"Mengapa biru?". Tanya seorang laki-laki pada gadis berwajah pucat yang baru dikenalnya beberapa hari lalu.

"Mengapa harus tidak biru?" Gadis itu bertanya balik dengan raut polosnya.

"Hmm... Tapi ku lihat kau suka mengenakan pakaian merah"

"Lalu?"

"Sudahlah lupakan saja" jawab laki-laki itu sebal

"Hahahaha" si gadis malah tertawa lepas tanpa dosa, lalu melanjutkan pembelaannya.

"Aku memang sering berpakaian merah, karena aku merasa cocok saja. Mungkin seperti itulah yang ku lihat dari pantulan cermin"

"Lalu mengapa tidak memakai biru saja?, mungkin akan lebih cocok jika menjadi dirimu sendiri"

"Kau tahu, biru hanya ada di dalam dadaku, biarlah dunia memandangku sebagai si merah, tak mengapa. Karena, aku tak membutuhkan pengakuan dunia. Biar diriku saja yang percaya. Itu sudah lebih dari cukup"

"Tapi... Baru saja aku mengetahuinya" jawab sang laki-laki keheranan

"Itu karena aku mengizinkanmu untuk tahu, hmm... Lebih tepatnya membiarkanmu tahu tanpa berusaha menutupinya" jelas si gadis, sambil menyesap Machiato hangat di tangannya

Laki-laki itu pun mengangguk, berusaha mencerna apa yang baru saja di jelaskan wanita mungil yang duduk disampingnya.

Beberapa saat merekapun terdiam dan memandangi langit bersamaan. Tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

"Aku percaya jika kamu biru", celetuk sang laki-laki dengan tiba-tiba, mengejutkan si gadis

" Benarkah?" tanya si gadis dengan mata berbinar

"Damai, luas dan menenangkan". Jawab sang laki-laki mantap

Gadis itu tersenyum simpul, lalu kembali mendongakkan wajahnya ke langit. Ia mulai memejamkan mata, menyerap dinginnya angin sore yang menerbangkan helai rambut hitamnya dengan lembut.

" Biarkan laki-laki ini disampingku sedikit lebih lama, bunuh saja waktu, ku mohon", bisik gadis mungil pada semesta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?