Terimakasih Sudah Bertahan
Tentang
segala mimpi dan harapan yang masih tertunda, barangkali Tuhan memang sedang
tak ingin buru-buru mengabulkan. Bukan berarti tidak diizinkan, hanya sedang
diundur, diperpanjang, diselipkan banyak pesan cinta di dalamnya.
Aku
percaya kamu sudah berusaha maksimal. Segalanya telah dikorbankan. Waktu,
pikiran, keringat dan air mata sudah terkuras habis. Doa pun tak henti-hentinya
di langitkan siang dan malam. Boleh jadi, Tuhan masih senang mendengarnya,
rayuanmu yang disenandungkan dalam berjuta rasa.
Disaat-saat
seperti ini, hal yang paling menyenangkan adalah mengkambing hitamkan diri.
Menuduh diri sendiri dengan perkara yang bukan-bukan. Kadang-kadang rasa takut,
kecewa, dan tidak berguna menguasai diri. Menyesal karena dulu tidak begini,
tidak begitu. Menyesal karena tidak mau mendengarkan sini dan situ. Menyumpahi
segala pilihan yang telah diambil dan berharap dapat merampas kembali waktu.
Padahal
keadaan memang sedang kurang baik. Kenyataan memang tidak sejalan dengan ekspektasi.
Faktor A,B,C,D perlu waktu untuk dipersatukan terlebih dahulu. Boleh jadi
pilihanmu, kata hatimu adalah pilihan yang paling baik. Semesta ingin kamu
terbentuk. Bukannya hancur.
Kamu
tak sendiri, kita semua sama-sama mencoba berdamai dengan keadaan. Kita mulai
merombak dan menata ulang mimpi-mimpi menjadi rangkaian yang lebih indah. Kita
belajar untuk sejenak meredam ego dan ambisi. Bukankah semesta akan selalu
menemanimu bermetamorfosa menjadi dewasa?. Semua memang tak mudah untuk
dilalui, tetapi siapa lagi yang bisa kamu andalkan selain dirimu sendiri?
Terima
kasih sudah sampai di titik ini. Terima kasih sudah bertumpu di atas kedua
kakimu sendiri. Terima kasih sudah menyediakan bahu yang siap menopang berbagai
ujian kehidupan, Terima kasih sudah berusaha tuli dari caci dan maki. Terima
kasih sudah lapang dada menerima segala yang digariskan tanpa penyesalan.
Sekarang
sudah saatnya bangun dan berdamai. Pulihkan luka-luka dalam hatimu. Berhenti
menyalahkan apapun dan siapapun. Ayo raih kedua tanganku!. Kita berjalan
bersama-sama. Atau mungkin kita bisa merangkak dulu. Asalkan terus bergerak
pasti.
Heyy,
ingatlah kamu tidak sendiri !
Komentar
Posting Komentar