Nanti Kita Cerita Tentang Tahun (2020) Ini


Tahun 2020 agaknya akan menjadi tahun yang cukup berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Barangkali tahun 2020 akan menjadi cerita panjang tidak ada habisnya diceritakan di tahun-tahun mendatang. Tahun yang memaksakan setiap manusia untuk terus berjuang melalui segala badai cobaan yang tanpa hentinya menerjang.

Tahun ini aku belajar bahwa, tanpa campur tangan Tuhan, rencana manusia hanyalah sebuah rencana. Segala ekspektasi, mimpi dan ambisi yang sudah selangkah di depan mata, harus direnggut oleh keadaan. Terbesit sebuah pikiran untuk membenci dan menyakiti diri, karena merasa gagal, tidak berdaya, tidak bisa meraih pencapaian seperti yang lain.

Salah satu cobaan terberat yang aku alami di tahun ini adalah tertundanya mimpiku untuk bisa lulus dan wisuda tepat waktu. Aku sudah jauh-jauh hari menyiapkan beberapa rencana dengan sangat matang. Berbagai usaha telah kulakukan sekuat tenaga. Jatuh, bangun, berlari dan terjatuh lagi. Namun, tak ada kemajuan sama sekali. Karena beberapa persoalan yang datang bertubi-tubi aku harus menerima dan terus bersabar. Aku percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih indah, tapi bukan untuk sekarang.

Tahun 2020 tidak hanya tentang kesedihan dan penyesalan. Aku percaya, dibalik kehilangan kita pasti akan menemukan. Bertemu dengan orang-orang baru, pengalaman baru dan tentunya cara pandangan baru yang berubah dalam melihat makna kehidupan.

Seorang teman yang baru aku kenal tiga bulan terakhir ini memberiku sebuah pesan berharga, katanya "jangan terlalu menyalahkan diri sendiri mbak, mbak terlalu berharga untuk itu". Setelah kupikirkan, benar juga katanya. Mungkin memang saat ini lebih baik beristirahat sejenak, meredam ego, berdamai dan bermuhasabah diri. Aku tidak boleh menyesali kesalahan dan kegagalan-kegagalan yang telah berlalu. Karena darinya aku akan bertumbuh dan belajar.

Mungkin aku juga harus belajar untuk beryukur dan menengok ke belakang. Menyadari bahwa bukan hanya aku yang tidak baik-baik saja. Sedikit banyak orang yang aku temui memiliki persoalan-persoalan yang tak kalah pelik. Namun mereka memilih tetap tertawa dan menerima dibandingkan terus meratapi. Waktu yang cukup panjang ternyata memberikan aku waktu untuk terus mendewasa perlahan. Tidak ada lagi amarah, semua berganti dengan rasa pasrah dan berserah.

 

Bagiku, tidak apa-apa jika saat ini masih berjalan di tempat, tidak apa-apa jika belum memberikan kontribusi yang berarti, tidak apa-apa jika belum bisa membahagiakan yang ada di sekitar. Karena bertahan akan menjadi pilihan paling masuk akal, agar kelak dapat melesat lebih kencang setelah keadaan dapat dikendalikan.

Di tahun 2020 yang penuh kejutan, tak perlu risau dengan segala pencapaian yang sempat tertunda. Dapat bertahan dan terus baik-baik saja, sudah lebih dari cukup.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?