Menghitung Air Mata

Menghitung tetesan air mata

Yang entah kesekian jumlahnya

Pada lembaran buku yang telah ditutup rapat-rapat

Yang ditorehkan tinta sebaris dua baris dan seterusnya

Memohon diaminkan oleh malam berkabut

dan hening pentang yang menyambut

 

 Ditulisnya.....

Aku yang lengah?

Atau dunia sedang membuaiku parah?

Aku yang berpasrah?

Atau takdir yang enggan mengalah?

Aku yang berserah?

Atau naluriku yang masih serakah?

Aku yang keras kepala?

Atau kehidupan yang selalu keras padaku?

 

Pada titik ini aku menyerah,

Anganku yang melampaui ekspektasi

Biar terkubur dalam bumi.

...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?