Your past doesn't define your future

 

Saat lahir ke bumi, manusia tidak pernah diberikan kesempatan untuk memesan takdirnya sendiri. Manusia tidak tahu akan berada di belahan bumi mana dan dengan lingkungan seperti apa ia akan dibesarkan. Manusia hanya diberikan kesempatan untuk menjalani hidupnya masing-masing, dengan pilihan dan nilai-nilai yang diyakini, tanpa paksaan.

Setiap orang tentunya pernah menerima hal-hal yang kurang menyenangkan dalam hidupnya, bahkan ketika manusia belum mengerti tentang kehidupan. Trauma dan luka-luka yang membekas tanpa sadar akan terbawa hingga dewasa, tapi apakah diri dewasa kita harus terus-menerus memendam luka itu? menjadikannya pembenaran atas segala tindakan yang kita lakukan? Jawabannya adalah tidak. 

Diri kita hari ini tidak ditentukan oleh trauma yang kita alami di masa lalu. Trauma tidak akan menjadikan kita lebih kuat, lebih berani, lebih baik atau sebaliknya. Kita tidak boleh membalaskan trauma di masa lalu kepada manusia-manusia yang kita temui di kehidupan saat ini. Jangan sampai orang-orang di sekitar kita ikut menanggung imbas dari ketidakbahagiaan kita.

Diri kita adalah apa yang kita bentuk saat kita bertumbuh dan belajar tentang kehidupan, tidak hanya hasil dari pola asuh, lingkungan dan pengalaman-pengalaman. Kita hanya dapat mengambil pelajaran dari kesalahan kita dan orang-orang terdahulu. Kita bisa memilah mana yang akan kita genggam erat sebagai prinsip di masa mendatang. Kita bisa berdamai, memaafkan, membuang jauh-jauh rasa sakit dan hal-hal buruk yang pernah kita alami. Meski prosesnya tidak instan, bukan berarti tidak bisa diusahakan, bukan? kitalah yang tahu persis mana yang terbaik untuk diri sendiri. 

Diri kita adalah pilihan kita, rancangan kita sendiri dan masa lalu tidak akan bertanggung jawab pada masa depan kita.

 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Ketidakadilan Gender Terhadap Perempuan

Mengapa aku menulis?

School From Home, Efektifkah?